[caption id="attachment_275" align="alignleft" width="300"] lagi antri nunggu bayar dan antri lagi nunggu obat :)[/caption]
Buatku rumah sakit itu seperti berkunjung ke sebuah tempat penyiksaan, penyiksaan fisik dan mental. Jika fisik sakit dan memutuskan kerumah sakit maka bersiaplah akan tersiksa mental karenanya. Banyaknya pasien yang berobat dan indikasi permasalahannya akan membuat antri berjam2 bahkan itu jika hanya pilek biasa yang dipastikan akan sembuh dalam waktu 3 hari saja, perlakuannya sama, antri. Dan menurutku itu latihan mental yang menyiksa, menunggu? Banyaknya pasien yang berobat dan indikasi permasalahannya akan membuatmu antri lebih lama dari perkiraan, butuh kesabaran lebih untuk itu.
Dalam setahun saya bahkan tidak pernah kerumah sakit jika benar2 sakitnya tidak parah. Masalahnya saya termasuk malas dengan birokrasi yang terlalu lama, apalagi jika menunggu itu berlipat lipat lamanya hanya untuk mendapatkan secarik memo resep dari dokter yang ternyata obatnyapun obat yang biasa dijual di apotek dan untuk sedikit sentuhan pelayan RS yg sudah standard. Tensi, timbang berat badan, sentuhan dokter dengan stetoskopnya yang melilit leher lalu secarik resep dokter yg harus ditebus.
Kadang saya juga geleng2 kepala dengan bisnis Rumah sakit ini, hanya dengan sedikit pelayanan dan lama nunggunya minimal Anda harus merogoh kocek lebih dari 100ribu untuk penyakit paling ringan saat ini, batuk. (2014)
Mahalnya Sehat itu di Rumah Sakit :) , untungnya saya punya kartu ajaib yang bisa mengcover biaya biaya itu yang saya fikirkan itu adalah orang2 yang tidak seberuntung saya yang harus bayar cash akan pelayanan yang menurutku kurang bahkan jauh dari sebuah pelayanan yang ideal hanya karena mengejar kata "SEHAT".