Tuesday, January 13, 2015

Aku kok pelit amat

Pagi ini dari perjalanan ketempat kerja sempat singgah sebentar beli sesuatu di Alfamart didaerah masuk kawasan MM2100 tempatku bekerja.
Di Alfamart itu ada seorang tukang parkir tua yang memang sehari hari menjaga area itu, mungkin sudah jadi area kekuasaaanya, pak tua itu cukup rapi dengan pakaian form dinas hampir kebanyakan tukang parkir didaerah Bekasi, walaupun menurutku pakaian itu tidak resmi dan hanya sebagai penglaris statusnya saja, kulit legam hitam terbakar matahari lebih menegaskan lagi profesinya. Ok cukup intro mengenai pak tua itu, karena aku juga tidak terlalu fokus dengannya. Aku masuk belanja dan membeli ala kadarnya trus kekasir didepanku sudah ada pria yang antri duluan bayar belanjaanya. Sambil menunggu dikasir aku buka dompet dan diselipan dompetku ada 1 recehan logam seribu yang memang kusiapkan untuk bayar parkir, 1 recehan itu sebenarnya ada beberapa lembar uang 2 ribuan juga tapi kupikir parkir tidak resmi ginikan cuma seribu, lasimnya dan wajarnya. Sempat melihat kembalian dari kasir kepada pria didepanku, selembar 2ribuan. Pria tersebut beberapa saat setelah menerima kembalian langsung mengembalikan lembar 2ribuannya dan minta ditukar kekasir recehan, katanya untuk tukang parkir.
Klimaksnya.....
Aku jadi tersentak melihat kelakuan pria didepanku ini dan menjadi teguran tidak langsung buatku, "aku kok pelit amat".
Recehan seribu yang rencana kuberikan ke tukang parkir langsung buyarr.
Barang yang aku beli, ada sisa kembalian Rp10.300rupiah dari kasir katanya "mau disumbangkan tigaratusnya". Jawabku, "iya, semuanya".
Ditempar parkir recehan yang rencana kuberikan ketukang parkir batal, kuganti dengan lembar 2ribu, tapi diperjalanan aku masih berfikir kenapa aku masih punya perasaan pelit dengan bapak tua itu. Pendapatan mereka sehari pasti tidak seberapa? Harusnya orang2 seperti merekalah yang harus lebih banyak disantumi dengan menambah recehannya. Aduh ternyata "aku masih pelit...?"


Bekasi-tambun 14-1-2015