Saturday, May 23, 2015

Konflik

Konflik, konflik itu apapun bentuknya pasti sangat tidak menyenangkan.
Dulu semasa aku bekerja sebagai operator produksi sering rasanya membuat konflik, konflik yang secara tidak sadar terbentuk dan berkembang sendiri, entah itu dengan atasan maupun dengan sesama teman, walaupun dengan waktu bisa sembuh ternyata konflik itu membawa sekumpulan nilai stress yang lumayan.
Konflik kian besar ketika sudah membawahi beberapa operator. Jika dahulu konfilknya atasan dan teman kerja, sekarang memancar menjadi 3, atasan, teman dan bawahan?
pada akhirnya saya makin menyadari, konflik terjadi karena kita membiarkannya tumbuh tanpa penyelesaaian dan menganggap akan selesai oleh waktu. Padahal konflik yang baru akan tumbuh harunya segera diselesaikan dengan berbicara atau komunikasi, makin cepat makin baik karena akan lebih mudah menyelesaikannya ketika diawal jika dibanding konflik itu mulai besar dan sudah membentuk opini opini yang menyesakkan dengan bumbu bumbu beraneka ragam.
Racun konflik sebenarnya adalah kesalahan komunikasi diawalnya. Jika komunikasi bisa dilakukan dengan baik dengan mendengar semua masukan tanpa berpihak, maka konflik akan cepat reda.
Konflik itu menimbulkan stress yang tinggi, menimbulkan kecurigaan dan opini2 negatif, yang tidak jelas kebenarannya
saya yakin kita semua tidak senang berkonflik. Jadi ketika menemukan indikasi konflik jadilah pendengar setia tanpa perlu berbicara dan mengeluarkan opini negatif. jadilah pendengar dengan opini positif,
Dengarlah semua masukan, tidak keras kepala menyakini keputusan dengan kaku.
Konflik hanya menyisahkan luka, dan bisa menjadi batu sandungan kelak.




armanfaluti.wordpress.com