Monday, January 17, 2011

Ayahku Jagoan


Ayah dengan Vespa bututnya itu terasa baru kemarin tangan mungilku memeluk perut buncitnya diboncengan belakang Vespanya, mengajakku pergi menemani bermain dilapangan Tennis setiap minggunya. Menungguinya bermain dan sepulang dari bermain Tennis dia pasti akan mengajakku makan Soto dekat SDku sampai aku tidak bisa bergerak karena kekenyangan.

Sepertinya baru kemarin aku terjatuh dari Vespa butut ayah yang diparkir diteras dan karena ketakutan dimarahi aku pura-pura pinsang, akibatnya Ayah dan seisi rumah panik membawaku kerumah sakit dengan wajah polos mereka dipikirnya aku geger otak, sampai aku benci sama susternya karena memberiku Minyak kayu putih dihidung over dosis buat menyadarkanku dari kepura-puraan.

Sepertinya baru kemarin ayah mengangkat tubuhku memindahkanku ketempat tidur yang lebih nyaman yang tadi sangat bersikukuh ingin menonton Film tengah malam di TVRI tapi akhirnya terlelap didepan TV.

Sepertinya baru kemarin ayah menjewer telingaku karena ketahuan tidak sampai ketempat pengajian akibat teman sepengajian mencari kerumah dan melaporkan jika aku tidak ada bersama mereka, malah asyik mojok main judi dipojok masjid bersama temanku yang juga agak error. "Maaf ayah, akukan masih kecil"

Sepertinya baru kemarin Ayah mengajakku keluar daerah melihat projecknya yang sangat kunikmati pemadangan dan perjalanannya. Karena disitu aku bisa menikmati istirahat sambil makan sepuasnya karena ayah akan memenuhi semua permintaanku jika aku menemaninya melihat Projeck Kontraktornya diluar daerah.

Sepertinya baru kemarin Ayah mencubit perutku akibat nakalnya aku saat diperintahkan tidur siang bersamanya tapi ketika ia terlelap aku mengendap ngendap keluar bermain bersama temanku dan sampai lupa jika statusku adalah menemani ayah tidur siang sampai akhirnya ketahuan aku kelabui dan peruku jadi birux2 dicubitnya.

Sepertinya baru kemarin ayah mengajakku pergi berenang setiap minggu kekolam renang dengan fasilitas gratis karena dia guru Olahraga tapi sampai hari ini aku ga bisa berenang walaupun dengan tekun dia tak pernah bosan mengajariku berenang.

Sepertinya baru kemarin aku disuruh ayah beli Rokok Bentoel biru kesukaanya dan berebut dengan sodaraku yang lain karena kami tahu ayah pasti melebihkan uang beli sebungkus rokoknya yang bisa kami pakai buat jajan.

Sepertinya baru kemarin ayah mengantarku masuk SD dan dihari pertama aku sudah mempermalukannya, karena aku sudah berkelahi dengan 2 teman sekelasku karena mengataiku "Cina kampung" mentang2 kulitku putih mirip orang cina.

Sepertinya baru kemarin ayah membawaku kerumah sakit untuk operasi usus buntu dan dengan cemas terlelap menungguiku sampai pagi, tapi aku sudah dibawah pohon mangga rumah sakit memunguti buah mangga yang jatuh dengan tangan masih dinfus dan jahitan yang masih terkena efek bius sampai ayah panik melihat ulahku.

Sepertinya baru kemarin ayah mengancam tidak akan membiayai sekolahku jika aku memilih sekolah SMA favoritku dibanding Sekolah kejuruan dekat rumah sampai akhirnya aku menuruti permintaan ayah masuk sekolah kejuruan dan lebih menahan egoku masuk SMA dimana aku sukses tidak pernah punya cewek akibat 100% teman kelasku adalah laki2x tulen, Puch...

Sepertinya baru kemarin aku mendengar kabar jam 3 malam dari kakak tertuaku, jika ayah telah meninggal karena serangan jantung akibat colestrolnya yang tinggi, sendiri dirumah tanpa ada yang menolongnya dengan HP digenggaman dalam kondisi aktif entah menghubungi siapa.

Saat tulisan ini kuakhiri aku tak kuasa menangisi kenangan kepergian ayahku yang melahirkan ribuan cerita yang ingin kunikmati lagi tapi hanya menjadi sebuah memory yang begitu dalam terpahak dibenakku akan ayahku yang jagoan.

Kukirim Doa Al-Fatiha buatnya malam ini.

11-1-2011 jam 2 malam