Tuesday, December 2, 2014

Loyalitas dan Gaji

Memulai karir dari Nol hal yang sudah kulalui sampai memanejemen sebuah departement saat ini dan bagaimana menilai seorang pekerja yang ulet tampa embel embel bisa terlihat dari cara mereka bekerja, menentukan keberhasilan bersama atau lebih tepatnya memberhasilkan mimpi bos kita ketujuannya.

Pilar utamanya terletak pada manajerial pimpinan yang ada pada saat itu, mulai dari level leader sampai mentok keatas, semua harus singkron mereka terkait satu dengan lainnya.

Untuk Operator sendiri, menilai mereka adalah pekerja yang loyal sangat mudah, tidak perlu pendidikan yang tinggi untuk level ini, merasa pintar yang tidak ketulungan malah mengacaukan system di level operator, System kontrak 2 tahun yang dijadikan dasar utama untuk mengangkat menjadi karyawan tetap adalah point untuk para Kapitalis ( Pemilik Modal ) apalagi jumlah karyawan yang ratusan, cara menilai pekerja kontrak yang loyal gampang kok, periksa absensi mereka? datang jam berapa?  pulang jam berapa? berapa kali sakit? berapa kali Isin? semuanya itu adalah perameter pekerja yang loyal, saya sendiri selama 4 tahun dilevel operator pada awal bekerja tidak pernah Isin, menurutku ini adalah point penting untuk meloloskan pekerja kontrak menjadi karyawan yang punya dasar loyalitas bekerja.

Jadi pekerja yang punya nilai kehadiran 100%, tidak pernah datang terlambat, tidak pernah pulang cepat, tidak pernah sakit selama masa kontrak 2 tahun akan sangat merugikan jika kita tidak mengangkat mereka menjadi Karyawan.

Loyalitas kerja itu sebahagian adalah karakter awal dan sebahagian lagi dibentuk dari system, tapi jika awalnya kita sudah menemukan pekerja yang punya loyalitas maka system manajerialnya hanya butuh polesan sedikit saja, beda ketika pekerja direkrut berdasarkan teman, sahabat, sodara istilahnya Nepotisme berlaku pada urusan ini, siap siaplah Anda dilevel manajerial menemukan banyak Konflik karenanya. kemalasan, tidak punya ininistif, pembangkangan akan menjadi momok yang kita bisa temukan tiap saat dan kita akan tergiring pada level stress bekerja. untuk membentuk Loyalitas pekerja dilevel ini butuh dana yang besar, karena dilevel ini akan cenderung berfikiran bayar dulu kemudian bekerja belum lagi Anda para Kapitalis akan mendatangkan Sosok seperti Marioh teguh untuk membangkitkan gairah loyalitas kerja mereka.

Loyalitas dan gaji itu sangat berperan di level tengah manajemen, jadi persiapkan mental mereka dilevel operator secara cukup kemudian pindah level ke Leader ( Level tengah ) dilevel ini rentan dan sangat krusial menurutku, ya iyalah karena saya juga pernah melaluinya jadi bisa memahami pekerjaan di level ini. Level ini lebih banyak punya waktu, karena pekerjaan mereka adalah kontrol sehingga sudah mulai memakai respon skill otak mereka ketika otot mereka tidak bekerja. jika dilevel Operator mereka jarang menggunakan Otak lebih banyak Otot dan seperti robot, hanya menunggu instruksi kerja dari atas, target, kualitas dan sebagainya sehingga peran Otak mereka pada lingkungan banyak tersedot oleh pekerjaan Otot.

Level Leader akan sudah mulai berfikir, Loyalitas dan gajiku apakah sesuai? jangan pernah melakukan penekanan berlebih dilevel ini, mereka adalah pekerja2 andalan Anda tergantung bagaimana memanejerial mentalnya, dilevel ini akan banyak konflik mengenai pendapatan apalagi jika mereka sudah mempunyai keluarga... akan banyak perdebatan panjang dalam hati mereka ketika melaksanakan sebuah target yang terus menerus tanpa adanya penghargaan yang memadai, kebosanan dan akhirnya menuju ke tuntutan kelayakan penghargaan, Jika mau tahu dengan permintaan pencapaian target dengan pola tepukan dipundak yang lebih sering, suara yang ramah dan enak didengar akan memicu loyalitas dibanding kita hanya menyodorkan penghargaan dalam bentuk gaji yang menurutku sampai kapanpun tidak akan pernah cukup dengan kondisi iklin indonesia dengan Upah murahnya di semua level.